HYPOCRITE

Apakah saya hypocrite?

ketika aku berjalan menuju pusat perbelanjaan, seseorang memandangku sehingga menghentikan langkahku. Sebenarnya apa yang ada di pikirannya tentang aku saat itu, pandangan yang memecahkan pikiran awalku untuk pergi kesuatu tempat yang aku inginkan, hatiku berkata orang ini mau berbuat tidak senonoh dengan ku, apa hanya ingin mencela apa yang menempel dibadanku, atau hanya iseng atau entahlah, pikiran ku makin bertambah runyam.  yang kemudian membuat langkahku sepanjang jalan menuju pusat perbelanjaan terabaikan,aku hampir lupa tujuan awal aku pergi kesana,karena gusar memikirkan apa yang orang itu pikirkan. dan seusai urusan itu terlaksana aku masih saja memikirkan apa yang telah terjadi kepadaku.
Beberapa hari setelah itu, aku kembali bertemu dengan orang yang bersikap aneh dlm cara iya memandangku, namun berbeda dengan orang yg pertamaku temui, yang kali ini kami sempat bercakap,
A sebagai dia yang ku temui
B sebagai aku di percakapan

A : maaf mba, jilbabnya kok bisa begitu?
B : Begitu bagaimana ya, maksutnya?
A: Iya mba, teralu lebar dan tidak bgtu rapih. (sambil melempar senyum)
B : Oh, jadi mas heran dengan jilbab ku ini. (membalas senyum)
A: iya mba, selain itu pakaian yg terlalu panjang yang mba kenakan terlihat seperti baju pinjaman. Kembali melempar senyum namun bermaksut lain.
B : oh, jadi mas berpikir seperti itu. Ini benar baju saya kok mas, saya tidak memakai baju pinjaman dari orang lain. ini memang terlihat aneh, saya pun menyadarinya namun ini sudah menjadi kewajiban saya memakai pakaian yyang seperti ini. Karena islam mengajarkan pakaian yang tertutup untuk kami para wanita.
A : Iya mba, biasanya saya juga sering lihat orang yang berlalu lalang di pelataran ini namun jarang ada yang berpenampilan seperti mba ini.
B : Iya mas, ini pakaian saya memang berbeda, iya wajar saja mas heran, karena masih jarang ada wanita yang mau memakai pakaian yang seperti ini.
A : iya mba, saya Cuma terheran saja dengan mba, apa tidak panas memakai pakaian yang seperti itu di tambah jilbab yang terlalu tebal dan lebar ?
B: Iya, rasanya memang bgtu mas. Kan memang udaranya juga bgtu. Jadi terbawa panas
A : kalau gak nyaman ya biasa aja lah mba. Kaya orang orangan sawah gtu jadinya. Hehe senyum makin melebar.
B : INSYA ALLAH saya nyaman kok mas.
A : Kalo nyaman kenapa masih ngeluh panas, nyalahin cuaca. Ya kaya saya ini loh mba, biasa aja .!
B: saya enggak ngeluh mas, kan mas sendiri yang nanya saya jawab apa adanya.
A : iya kalau gak ya yang penting kelakuan baik, sopan udah mba. Enggak usah seperti itu juga malah nanti buat mba susah, jadi manusia yg suka mengeluh Cuma karena pengen terlihat baik. Tapi malah makin aneh sendri.
B : enggak mas, enggak papa.. Sambil melempar senyuman dan pergi meninggalkan orang itu..

Sedikit penjelasan dari ane,
seseorang itu menanyakan tentang jilbab yang aku pakai. Sepertinya Dan dia menganggap bahwa aku adalah seorang hypocrite. hypocrite adalah seseorang yang berpura-pura mengerjakan sesuatu berkaitan dengan agama, kepercayaan, atau yang sama seperti itu, akan tetapi dia sendiri sebenarnya tidak ingin melakukannya. dia hanya ingin terlihat lebih alim, baik, dan berpikiran baik lain di mata masyarakat. dia sendiri, tidak seperti itu!
walaupun aku menjelaskan kepada orang itu, bahwa aku memakai jilbab karena aku aware, dengan kesadaran yang tinggi akan apa yang aku putuskan. walaupun aku membela diri bahwa aku bukan hypocrite, seperti kata dia, tapi tetap saja kata-katanya membekas di pikiranku. apa benar, di dalam diriku, ada sisi itu? hypocrite?
Dan aku teringat kata-kata ustadzah sewaktu pertemuan di bulan ramadhan, bahwa, kita sering melupakan pertanyaan mendasar dalam diri kita. semisal, jika kita tidak terlahir dari keluarga muslim, apa benar kita akan memeluk islam sekarang? mengapa kita shalat setiap hari? apakah itu adalah suatu kebiasaan karena kita melakukannya dari kecil atau itu adalah sesuatu yang full aware dari dalam diri kita? pertanyaan mendasar jarang kita tanyakan dalam diri kita karena kita anggap itu adalah sesuatu yang biasa dan sudah tertanam by default di dalam diri kita. 
kata-kata orang di percakapan tadi itu, membuatku bertanya-tanya tentang ibadahku, keseharianku, kebiasaanku. apa benar aku masih melakukan sesuatu tanpa aku tahu alasannya? hanya karena kebiasaan yang sudah aku lakukan selama bertahun-tahun? apa benar aku memakai jilbab karena aku sadar bahwa Allah memberikan banyak makna dibalik jilbab ini? ataukah aku hanya ikut-ikutan dan hanya sekedar memakainya agar terlihat lebih alim, baik, dan lain-lain? apakah benar aku di luar terlihat baik, alim, tapi ketika aku sendiri dan tidak ada orang lain, aku melakukan perbuatan yang tidak disukai Tuhanku? Apa aku hypocrite seperti kata orang itu?
Sungguh, jika kita menginginkan permata yang indah berkilau-kilau, maka kita harus memiliki banyak uang dan pengorbanan untuk mendapatkannya. Sama halnya. Harga surga dan pertemuan dengan Allah itu mahal. Banyak pesaing lain di muka bumi ini yang mereka bahkan lebih baik. Aku ingin melakukan semua ibadah dengan hati dan pikiran. Bukan dengan kebiasaan. Aku tidak mau termasuk orang-orang yang hypocrite!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS