Seberapa Besarkah penderitaan ANDA saat ini
Bismillah..
Dan butiran pepasir itupun menangis, saat rintihan Yasir bergelung dilangit menahan pedihnya siksaan.
Langitpun mendung tak kuasa menahan murungnya ketika Sumayyah merapatkan kedua bibirnya, sesaat kemudian gerigi atasnya mencengkeram kuat-kuat bibir bawahnya. Setetes air mata tak nampak dari sudut matanya meski ribuan tetes darah menghiasi nyaris seluruh raganya.
Satu persatu nafas Yasir & Sumayyah meninggalkan jasad ringkihnya, senyum kemenangan kedua orangtua sahabat Amr bin Yasir Radliallahu'anhu itu melambaikan tangan menyambut panggilan lembut bidadari Surga.
Beberapa hasta dari dua jasad itu, seorang pemuda belia tengah menghadapi maut untuk menapaki langkah kedua orangtuanya. Bibirnya bergetar & tak henti menyebut nama agung Tuhannya…
Allah Azza wa jalla
Ya, dia adalah Amr bin Yasir Radliallahu'anhu, meski sebagian orang sempat meragukan keimanannya, tapi di kemudian hari ia justru menjadikan dirinya sebagai tameng Rasulullah Shalallahu'alaihi wa sallam diberbagai kesempatan.
**
Menjelang perang Uhud dimulai ia bersama suaminya, Zaid bin Ashim Radliallahu'anhu & kedua putranya, keluar ke bukit Uhud.
Lalu Rasulullah Shalallahu'alaihi wa sallam bersabda kepada mereka, "Semoga Allah memberikan berkah kepadamu" Setelah itu perempuan ‘bidadari perang Uhud’ itu berkata kepada Rasulullah..
"Ya Rasulullah, berdo'alah kepada Allah semoga kami dapat menemani engkau di surga kelak!"
Lalu Rasulullah berdo'a, "Ya Allah jadikanlah mereka itu teman-temanku di Surga."
Maka perempuan itupun berkata lantang,
"Aku tidak akan mempedulikan persoalan dunia yg akan menimpa diriku!!"
Dialah Ummu Amarah Nusaibah binti Ka'ab Al Maziniay Radliallahu'anha.
Rasulullah Shalallahu'alaihi wasallam menobatkannya sebagai bidadari surga karena perannya membela Rasulullah saat pasukan muslimin terdesak pada perang Uhud.
Bersama Mush'ab bin Umair Radliallahu'anhu, Nusaibah menghadang Qam'ah, orang yang dipersiapkan membunuh Rasulullah Shalallahu'alaihi wa sallam dalam perang tersebut.
..Dua belas tusukan menghiasi tubuhnya & salah satunya mengenai leher Nusaibah. Bilah-bilah pedang yg satu persatu menghujami tubuhnya, serta barisan anak panah yang menghias tubuhnya, dirasainya sebagai sentuhan lembut para penghuni Surga.
Darah mengalir dari setiap inci tubuhnya & menjadi saksi tak terbantahkan untuk memuluskan jalannya ke surga Allah. Debu-debu dibukit Uhud pun terharu menerima dentuman tubuhnya, tak henti-hentinya milyaran debu itu bersaksi akan harumnya wangi surga dari tubuh perempuan mulia itu.
Allahu Akbar…
***
Adalah Mush’ab bin Umair Radliallahu'anhu, aroma mewangi sudah tercium persis didepan hidung meski pemuda tampan itu masih berada puluhan meter jauhnya.
Pakaian terbaik, terbagus, terindah, dan termahal yang tak pernah dimiliki siapapun ditanah Makkah. Ketampanannya tak terkira dan siapa saja memandang pasti terpesona, bahkan para lelaki pun merasa iri.
Siapa yg tak mengenalnya, pemuda perlente anak seorang bangsawan yang kesohor.
Tetapi.. bukan itu yang membuatnya tercatat dalam sejarah manusia mulia, pengikut Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam..
..Begitu terucap dari mulutnya kalimat Syahadat, bertambah wangilah setiap sisi rongga mulutnya, wajah yg tampan semakin bersinar penuh cahaya kemuliaan. Meski tak lagi ia mengenakan gamis kebangsawanan, walau ia terpaksa harus menanggalkan semua atribut yg menjadi simbol-simbol kebesaran.
Mush’ab Radliallahu'anhu tetap tampan, kharismatik & menjadi teladan bagi pemuda dimasanya. Terlebih saat ia dipercaya sebagai duta pertama Rasulullah Shalallahu'alaihi wa sallam ke Madinah.
Cita-citanya untuk tetap bersama Rasulullah Shalallahu'alaihi wa sallam di Surga kelak, di amini oleh seluruh isi langit & bumi, karena seorang pemuda kaya raya nan tampan itu syahid dengan tubuh penuh lubang & sayatan. Ia menjadi tameng Rasullullah Shalallahu'alaihi wa sallam dan memegang teguh bendera kaum Muslimin pada perang Uhud.
Meski darah & debu membaluti wajah & tubuhnya, hingga kain kafannya hanyalah sehelai kain yang tidak cukup untuk menutupi jasadnya.
Dan siapakah yang bisa melepaskan bayang-bayang kharismanya?
**
Adalah seorang budak hitam legam dari Negeri Habasyah (Ethiopia yg hingga kini terus dicengkeram kelaparan).
Bertahun-tahun menjadi budak, diinjak-injak, dicaci, diludahi, bahkan dihalalkan darahnya untuk dibunuh oleh sang majikan. Namun Allah Subhanahu wa Ta'ala mengangkat derajat Bilal bin Rabbah Radliallahu'anhu dengan Islam.
Hidayah Allah Subhanahu wa ta'ala justru turun kepada manusia yg dihinakan oleh manusia lainnya, Hidayah tidak turun kepada bangsawan berkulit putih nan gagah, ..Abu Lahab.
Dan Allah Ta'ala telah tetapkan keputusannya kepada seorang budak hitam yg orang mensebandingkan hitamnya seperti arang.
Sesungguhnya hitamnya Bilal bin Rabbah Radliallahu'anhu lebih putih berseri, memancarkan kemilauan dihadapan Allah Ta'ala, Rasulullah Shalallahu'alaihi wa sallam & kaum mukminin.
Saat sang majikan Suhail, menindihkan batu besar & panas diatas tubuh budak itu, hanya kata, “Ahad, Ahad …” yang keluar dari bibirnya hingga kemudian seorang sahabat membebaskannya.
Jika boleh & bisa batu itu berbicara, mungkin ia akan berteriak lantang menolak menindih tubuh mulia itu, atau bahkan batu itu akan memilih hancur berkeping-keping, ketimbang harus menjadi perantara tangan Suhail utk menyentuh kulit Bilal.
Adakah alasan surga tak menginginkan budak hitam ini menjadi salah satu penghuni terhormatnya?
***
Dan batu-batupun iri, debu-debupun menangis, para cemeti itu menjadi cermin keikhlasan. Bilah-bilah pedang menampung tetes air mata & darah yang kelak sebagai pemulus jalan membentang menuju surga, bahkan ujung tombak & mata anak panah bersaksi, betapa orang-orang itu mulia karena perjuangan & keteguhannya.
Mereka tak pernah mencari surga, akan tetapi surga betul-betul menanti mereka untuk menyinggahi setiap singgasananya, mengarungi riak-riak sungai kautsar yg diatasnya berbagai buah segar & menawan menanti untuk dinikmati. Tak lupa, bidadari-bidadari cantik nan bermata jeli, membuka tangannya menyambut kehadiran manusia-manusia yg seluruh penghuni langit memujinya.
***
Agan n Sista saudaraku..
Pada thread kali ini bukanlah pengorbanan yg mau kita renungkan.. Tapi dalam thread kali ini, saya ingin menekankan bahwa penderitaan kitalah penentu dari segala kesuksesan yg akan kita terima.
Sekali lagi, bahwa berjalan dimuka bumi samadengan berjalan diatas batu kerikil tajam yg setiap saat akan menghunus telapak kaki ini.
Jika tidak kita lengkapi diri ini dengan kesiapan & ketahanan yang luar biasa, tentu takkan jauh jalan yg bisa ditapaki.
Hidup pasti akan selalu beriringan dengan kesulitan, akan tetapi tak pernah Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakan kesulitan tanpa diciptakannya pula pintu keluarnya.
Dan bukanlah maksud Allah Subhanahu wa Ta'ala membuat sulit hidup manusia, karena Allah Subhanahu wa Ta'ala juga memberikan petunjuk-petunjuk-Nya. Tapi sekali lagi, mengikuti petunjuk itu pun bukannya tanpa cobaan.
Hanya dengan keteguhan & perjuangan, semua akan bermuara pada kebahagiaan. Sayangnya, sedikit sekali dari kita yg kuat bertahan pada cobaan.
Adakah butir-butir debu yg menangis karena melihat kesungguhan perjuangan hidup kita dalam menjalankan ujian dari Allah?
Ah, nampaknya justru kitalah yang terlalu cengeng.
Tidak jarang untuk meniti jalan kebenaran, teramat banyak pengorbanan yang mesti dilakukan. Tetapi dasar manusia, lebih banyak promosi & koarnya ketimbang penderitaannya yg belum seberapa, padahal kita sama sekali belum diuji.
Belum!
Bahkan belum sama sekali tiba ujian yang sesungguhnya. Yang saat ini kita hadapi & jalani baru riak-riak dipinggir pantai sebelum kita benar-benar mengarungi lautan yg penuh ombak serta karang yg menghancurkan.
Coba periksa, bagian mana dari tubuh ini yang tercabik-cabik penuh darah sebagai bukti atas besarnya penderitaan yang anda rasakan?!
Hmm.. bahkan kita masih enggan untuk menukar sedikit saja yang kita miliki dengan ujian & cobaan.
Ini belum terbukti!
Hingga satu saat kita dihadapkan pada 1 pilihan, mati dengan torehan tinta emas kemuliaan, atau tetap hidup diatas perisai kehinaan...
Dan suatu saat nanti, akan terbukti! Bahwa hidup ini akan berakhir pada ketetapan atas kebenaran atau sebaliknya, disaat kehormatan pun berpaling.
Apakah Allah Ta'ala tidak meminta pertanggung jawaban atas apa yg telah kalian lakukan?
Adakah neraka Allah tak menerima manusia tampan, cantik, kaya raya, yg gelarnya bertumpuk namun berakhir pada kenistaan?
Agan n Sista saudaraku, fikirkanlah..
muhammad ridha
0 Response to "Seberapa Besarkah penderitaan ANDA saat ini"
Posting Komentar